Refleksi kepala lima, dari mana, di mana, mau ke mana kita manusia
Ketika mau kepala lima, orang berharap kehidupan sudah mapan dari sisi ekonomi. Namun pada kenyataannya, tidak semua orang mapan di sekitar usia kepala lima.
Ada yang masih bergulat dengan gali lubang tutup lubang. Ada yang masih pas pasan. Penghasilan yang masuk, itulah yang keluar, tidak ada sisa untuk ditabung. Ada pula yang sudah turah-turah.
Semua itu bisa diketahui, dan boleh menjadi bahan refleksi dan renungan.
Ada semacam miniatur hukum alam, sopo nandur, ngundhuh. Yang sudah turah-turah tetap akan mengalami tantangan seberapa bersyukur mereka. Yang masih gali lubang tutup lubang, tertantang seberapa sabar mereka. Dan mereka semua sama-sama menghadapi tantangan bersama, secara individu sudah seberapa dekat mereka dengan Allah SWT dan usaha apa lagi yang akan mereka ikhtiarkan guna mendekati lebih dekat lagi kepada Allah SWT. Ini mengingat dunia adalah sarana, dan bukan tujuan akhir. Tujuan akhir adalah Allah SWT karena hukum yang berlaku adalah innaalillaahi wa innaailaihi rooji'uun. Itu adalah hukum awal dan hukum akhir. Jangan dilupakan pula, hukum proses. Proses harus benar, baik itu secara syariat, hakikat, maupun makrifat, termasuk dari segi tata aturan fisik lahiriyah, akaliyah, niyat, dan kondisi batiniyah yang melambari.
Website: the school of sufi teaching madrasah pengajian praktik amalan sufi
Comments
Post a Comment