Prime time dan least prime time dengan Qur'an
Prime time adalah pagi. Bagaimana kalau diawali rutin, minimal menatap dan membunyikan Qur'an sebanyak satu sampai dua lembar?
Paksa lakukan eksperimen ini selama minimal empat puluh hari, lalu evaluasi apa yang terjadi.
Lanjutkan selama tiga bulan, lalu evaluasi apa yang terjadi.
Demikian untuk enam bulan dan satu tahun.
Untuk kemudian lakukan evaluasi tahunan.
Mengapa?
Pertama, Qur'an adalah kitab suci. Kitab ini merupakan salah satu mukjizat peninggalan Kanjeng Rosululloh SAW. Siapa yang tidak kenal Beliau? Tauladan ideal umat manusia tanpa tanding, itulah Beliau. Mengapa berpaling ke ajaran lain? Mengapa mencari yang lain? Sudahlah menyerah saja kepada Beliau untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT, jangan lewat yang aneh-aneh. Beliau sudah terbukti.
Kedua, prime time adalah saat ketika diri mudah menerima berkah, reseptif maksimal. Kegiatan apa yang lebih bermanfaat daripada membuka dan membunyikan kitab suci? Tidak ada. Suplemen spiritual ini akan menjadi charger aktivitas kamu dalam sehari.
Ketiga, least peak time adalah saat kamu mau merebahkan diri ke pembaringan. Dan Qur'an Qur'an Qur'an di sini tetap relevan dan cocok. Baca satu sampai dua lembar minimal, baru kemudian boleh beristirahat. Ini akan memberi bekal sebelum kau terlelap. Tidakkah ini merupakan kegiatan yang OK? Suplemen energi spiritual ini akan mengantarkan kamu ke tidur nyenyak. Gunakan fasilitas Smartphone kamu untuk keperluan ini! Gelap tidak menjadi penghalang bagimu untuk membaca.
Ingat, sekarang adalah tahun baru 1 Muharam. Saat untuk mengkreasi kegiatan baru yang sebelumnya belum pernah kamu biasakan.
Selamat berpetualang! Kita tunggu empat puluh hari kemudian, apa yang terjadi.
Comments
Post a Comment