Hakikat stres, mungkinkah orang hidup bisa mulus tanpa stres?
Istilah stres, siapa yang tidak mengenal istilah itu. Hampir setiap orang pernah mengalami stress. Ada rasa tidak nyaman ketika orang sedang stress. Apalagi di jaman akhir dewasa ini. Jaman yang penuh dengan pengecoh dari tujuan awal orang diciptakan.
Di hari libur pun, orang bisa terkena stres kalau orang tidak waspada. Misalnya kalau orang tidak mempunyai rencana untuk memanfaatkan dan meniatkan hari libur itu dengan aktivitas positif yang bernilai ibadah secara optimal. Kejadian ini terjadi baru saja tadi. Hari Ahad tapi tidak ada agenda dari saya untuk mengoptimalkan kesempatan liburan. Saya hanya bermalas-malasan tanpa ada rencana untuk beraktivitas yang bernilai ibadah secara optimal. Bahkan sekitar jam sebelas siang tadi, saya menggeletak kan diri di atas kursi panjang ruang tamu. Saya tertidur sampai jam dua lebih saat ada seorang tamu mengetuk pintu, tapi ketika saya bangun dan ambil kunci lalu membukakan pintu, si tamu hilang tidak ada lagi di depan pintu.
Saya terbangun dalam kondisi overwhelmed. Sholat dhuhur. Lalu sebentar kemudian ashar tiba.
Singkat cerita, waktu libur berjalan cepat. Sekarang sudah masuk dan mulai lewat dari jam lima sore. Tadi saya selesai dari makan yang kedua untuk hari ini. Lalu makan satu siung bawang lanang, kuakhiri dengan minum teh hijau Bangladesh, sambil menulis satu entri blog ini.
Hakikat stres, mungkinkah orang hidup bisa mulus tanpa stres? Stress hakikatnya adalah sinyal yang muncul dari diri kita kalau ada yang tidak beres dengan performa kita. Ada sesuatu yang tidak kita kehendaki. Ada sesuatu yang ingin kita raih. Ada semacam problem yang terjadi dalam diri kita. Dari sana, bisa kita ambil pelajaran, kita harus melakukan follow up atas sinyal pemberitahuan berupa stress ini. Umumnya orang tidak bisa menghindari stress. Ini karena stress merupakan dinamika kehidupan yang inherent dari orang tersebut. Bisa saja ada masa-masa orang mengalami jarang kedatangan stress. Masa-masa itu terjadi mungkin misalnya manakala orang sedang dalam kondisi iman tinggi. Dalam kondisi itu, orang akan mengembalikan semua urusan kepada Allah SWT. Sinyal stress yang muncul langsung bisa dikenali dan sebelum memberikan dampak tidak nyaman bagi orang itu orang itu sudah langsung mem-forward-nya kepada Allah SWT. Allah langsung merespon dan mengilhamikan kepada orang itu solusi optimal untuk memecahkan problem yang diindikasikan oleh sinyal stress itu.
Sumber: http://jalny.blogspot.com
Comments
Post a Comment