Kalau saja negeri ini satu negeri (aplikasi antrian passport paspor online)

Kalau saja negeri ini satu negeri, kantor imigrasi tidak sesibuk sekarang ini.

Kantor imigrasi bertugas antara lain mengeluarkan surat passport yang bisa dipakai orang sebagai identitas perjalanan ke luar negeri. Luar negeri yang sebenarnya ya satu bumi ciptaan Tuhan Allah YME.

Kantor imigrasi tidak usah berinovasi membuat sistem informasi antrian pembuatan passport yang saat ini luar biasa sulit dipakai dan suka gagal, membuat frustasi banyak orang. Kalau ndak percaya, cari keluhan orang yang mbrojol di Internet tentang aplikasi antrian baik yang berbasis smartphone maupun berbasis web, seperti sulit mendaftar, mengandung ancaman semisal kalau ndak jadi datang diancam sebulan kena embargo. Mau memilih data kecamatan saja harus menunggu bermenit-menit.

Aneh kan? lha wong sistemnya kayak sistem mainan anak-anak yang tidak bisa sekali pakai langsung sukses, begitu berhasil masuk dan tidak memenuhi, diembargo. Betapa sistem yang masih belum diujicoba, dan belum handal, seperti ini sudah dipakai untuk melayani pengguna! Saya tidak yakin kalau tidak ada developer ampuh yang tidak bisa menyelesaikan masalah di Imigrasi. Begitu masuk web, muncul pesan disarankan pakai Google Chrome. Wee lah, ini ndak profesional namanya. Developernya bisa dikatakan baru belajar! ndak bisa antisipasi aneka macam jenis pengguna!

Bukti lain developernya masih ajaran adalah, ketika saya coba login via FAcebook yang disediakan di halana muka (mungkin belum dia belum uji fungsionalitas ini), muncul error: (SEKALILAGI APLIKASINYA MEMUNCULKAN PESAN error YANG MEMALUKAN!)

App Not Setup: This app is still in development mode, and you don't have access to it. Switch to a registered test user or ask an app admin for permissions.

We lha ketahuan, kan, app likasinya masih baru tahap ujicoba, belum bisa dipakai untuk fase produksi! APA karena KESUSU-SUSU? TERGESA-GESA? Lha aplikasi untuk layanan level tingkat nasinal kok dibikin main-main begini?

Kalau saya diagnosis, developer nya ingin memakai teknologi terbaru, tapi dia sendiri masih belum menguasai teknologi itu. Sehingga aplikasi berbasis web maupun smartphone yang dia buat lebih banyak menghasilkan furstasi penggunanya. Padahal seharusnya cukup pakai teknologi sederhanya saja sudah bisa. Intinya kan memudahkan orang mengantri. Tapi kalau masuk ke aplikasi saja ndak bisa bisa dan harus mencoba berhari hari tetap ndak bisa, fungsi memudahkan jadi hilang dong. Dibuat sederhana saja lah yang penting jalan dan cepat / responsif, jangan sebentar-sebentar minta penggunanya dengan pesan "HARAP MENUNGGU' ATAU 'MOHON TUNGGU'. Harusnya kalau dia belum siap buat aplikasi, ada orderan sesederhana ini dia jangan mau terima. Karena ini bisa nyengsarain orang banyak.

Di samping itu aplikasi ini suka mohon maaf segala semisal
PAKAI HURUF KAPITAL! ya dia tidak sopan, pakai huruf kapital!
MOHON MAAF
TIDAK DAPAT TERHUBUNG KE SERVER ATAU PERIKSA KEMBALI KONEKSI INTERNET ANDA DAN COBA LAGI
[OK]

dan ini sangat absurd! aplikasi dia belum dia uji coba sudah dipakai untuk melayani pengguna!
Lha wong koneksi internet saya lancar jaya kok dibilang ndak ada koneksi? Asem!
Dan dia nyuruh-nyuruh coba lagi? padahal kalau dicoba lagi juga kayak gitu lagi. Asem!
Nghabisin waktu orang!

Setidaknya kita acungi jempol dan  salut bagi para pengurus dan pimpinan Imigrasi yang sudah mengikuti trend dunia baru semacam gojek, grab, toko online dan sebagainya. Kalau saja saya jadi kepalanya, saya akan buat aplikasi semudah gojek, grab, gofood, bahkan jauh jauuuh lebih user friendly dan sulit gagal dipakai. Bila seperti ini, betapa bangga kita sebagai bangsa Indonesia punya aplikasi di Kantor Imigrasi baik berbasis web maupun berbasis smartphone yang lancar jaya, mudah dipakai pengguna, tidak penuh ancaman, tidak perlu pakai petunjuk orang sudah bisa pakai langsung bisa, mengutamakan fleksibilitas pengguna. Pengguna tidak merasa diteror dan diintimidasi.

Insha Allah, masukan ini didengar pihak Imigrasi dan menjadi bahan perbaikan ke depan pada sistem berbasis TIK yang dipakai di sana. Aamiin. Dan cerita keluhan tentang betapa tidak handalnya sistem di sana sudah menjadi cerita masa lalu. Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

How to collect tags in a vimwiki?

I want to find step by step on how to use unitime for timetabling of a university, a department, or a school

How to create anchor withn a page in vimwiki system?