Penghalang untuk datang
Rintangan penghalang untuk datang menuju Tuhan adalah banyak. Yang paling sering adalah harta, tahta, harga diri, kepintaran, pangkat, gelar, dan mungkin kapasitas-kapasitas lain yang diturunkan dari hal-hal ini..
Bagaimana tidak, yang kita sebutkan beberapa di atas itu tidak bisa diraih kecuali biasanya dengan kerja keras yang sekeras-kerasnya. Sehingga value dari yang di atas itu menjadi semakin menggila-gila di mata perhitungan akal sehat.
Sedemikian dihargai tingginya sehingga orang lupa akan semua hal di balik semua itu. Bahwa semua yang dia hargai secara berlebihan itu pada akhirnya ternyata sesuatu yang tidak bisa dimiliki secara selama-lamanya. Suatu saat cepat atau lambat sesuatu yang terlanjur dihargai dan dinilai tinggi itu menjadi lenyap seketika. Atau kalau tidak lenyap dalam waktu dekat, kita sendiri yang dipaksa untuk meninggalkan semua itu. Saat itu adalah ketika kita menghadap detik-detik dicabutnya nyawa kita dari raga.
Apakah hanya dengan menganggap semua yang disebut di atas itu tidak ada harganya, lantas kita sudah masuk ke kategori orang yang bebas? Tidak demikian. Diperlukan latihan nyata dan diperlukan menghadapi kasus-kasus dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu yang sudah tertanam dibuktikan dengan amal nyata yang mencerminkan adanya ilmu itu. Kalau belum bisa terbukti secara amal nyata dari satu kasus ke kasus lain secara konsisten, maka itu belum menjadi sebuah ilmu. Itu baru teori, bualan, atau bayangan pikiran.
Nah, dari waktu ke waktu, hendaklah kamu untuk menyegerakan amal-amal soleh termasuk amal-amal yang membuktikan atau melatih ketidak-terikatan kamu kepada hal-hal yang disebutkan di atas itu. Pernah Om Bib Nizar mencontohkan di area Restoran Padang Sederhana. Beliau bilang, kalau menunda-nunda beramal, maka amal itu secara begitu saja mudahnya meninggalkan kita, dan kita menjadi kehilangan kesempatan untuk beramal.
Bagaimana tidak, yang kita sebutkan beberapa di atas itu tidak bisa diraih kecuali biasanya dengan kerja keras yang sekeras-kerasnya. Sehingga value dari yang di atas itu menjadi semakin menggila-gila di mata perhitungan akal sehat.
Sedemikian dihargai tingginya sehingga orang lupa akan semua hal di balik semua itu. Bahwa semua yang dia hargai secara berlebihan itu pada akhirnya ternyata sesuatu yang tidak bisa dimiliki secara selama-lamanya. Suatu saat cepat atau lambat sesuatu yang terlanjur dihargai dan dinilai tinggi itu menjadi lenyap seketika. Atau kalau tidak lenyap dalam waktu dekat, kita sendiri yang dipaksa untuk meninggalkan semua itu. Saat itu adalah ketika kita menghadap detik-detik dicabutnya nyawa kita dari raga.
Apakah hanya dengan menganggap semua yang disebut di atas itu tidak ada harganya, lantas kita sudah masuk ke kategori orang yang bebas? Tidak demikian. Diperlukan latihan nyata dan diperlukan menghadapi kasus-kasus dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu yang sudah tertanam dibuktikan dengan amal nyata yang mencerminkan adanya ilmu itu. Kalau belum bisa terbukti secara amal nyata dari satu kasus ke kasus lain secara konsisten, maka itu belum menjadi sebuah ilmu. Itu baru teori, bualan, atau bayangan pikiran.
Nah, dari waktu ke waktu, hendaklah kamu untuk menyegerakan amal-amal soleh termasuk amal-amal yang membuktikan atau melatih ketidak-terikatan kamu kepada hal-hal yang disebutkan di atas itu. Pernah Om Bib Nizar mencontohkan di area Restoran Padang Sederhana. Beliau bilang, kalau menunda-nunda beramal, maka amal itu secara begitu saja mudahnya meninggalkan kita, dan kita menjadi kehilangan kesempatan untuk beramal.
Comments
Post a Comment