Lingkaran dalam Nabi Muhammad dan lingkaran luar Nabi Muhammad
Mohon ada yang bisa memberikan landasan ilmiah dari cerita ngawur seorang teman bahwa:
1. di era nabi Muhammad secara garis besar ada dua area yakni area lingkaran dalam Nabi Muhammad Saw dan area lingkaran luar Nabi Muhammad Saw. Atau, orang dalam nabi Muhammad dan orang luar Nabi Muhammad SAW. Ibarat kalau jaman belakangan adalah kraton. Di kraton ada orang dalam dan ada orang luar. Orang dalam atau lingkaran dalam adalah area orang kepercayaan dan pilihan yang menurut Nabi Muhammad dinilai mampu mewarisi nilai-nilai internal dan nilai-nilai eksternal, dan mendapatkan keduanya.
2. Orang luar atau lingkaran luar adalah orang yang menurut penilaian kanjeng Nabi kurang mampu mewarisi nilai-nilai internal. Orang ini lebih banyak mendapat ilmu eksternal.
3. Perkembangan Islam di Indonesia pertama kali adalah oleh orang dalam yang diutus dari sana ke sini. Istilah sekarang para wali. Ilmu yang disebarkan adalah ilmu utuh, holistik, internal sekaligus eksternal, bukan ilmu parsial.
4. Hanya pada era belakangan, orang-orang eksternal masuk ke Indonesia. Atau, ada orang Indonesia yang salah belajar kepada ulama yang hanya mewarisi ilmu eksternal kanjeng Nabi Muhammad. Mereka ini tentu tidak akan pernah nyandhak ilmunya ketika mendapati masyarakat Indonésia yang sudah terlanjur mempelajari ilmu Islam yang komplet, internal dan eksternal. Alasan lain tidak nyandhak adalah adanya perbedaan paradigma keilmuan. Jadilah mereka yang datang belakangan di Indonesia seolah bikin onar terhadapnya praktik keagamaannya yang sudah terlanjur dilaksanakan.
5. Termasuk yang mudah diarahkan ke paham terorisme adalah bagian kecil dari mereka yang ilmunya parsial.
6. Catatan ini baru anggapan sementara saya yang belum dilengkapi dengan bukti-bukti ilmiah yang mendukung. Jadi keilmuan Islam sekarang sudah pada tataran kompleks dan bercabang pemahaman yang makin banyak.
7. Saya yakin akan muncul seorang pemimpin yang ilmunya komplet, internal dan eksternal yang bisa mengakomodasi orang eksternal. Soalnya, kalau yang jadi pemimpin adalah orang eksternal, saya tidak yakin bisa terjadi kesetimbangan sistemik di masyarakat. Sifat orang holistik itu stabil dan menstabilkan, sifat orang parsial eksternal itu labil dan cenderung bikin onar, gaduh, kacamata kuda, kurang bijaksana. Orang parsial jadinya mudah diperalat oleh pihak lain.
8. Cilakanya, pihak luar Islam juga ada yang radikal, mengerahkan berbagai tipu daya untuk menguasai orang Islam Indonesia, dan untuk mempertahankan orang Islam Indonesian dalam kondisi marjinal dan termiskinkan secara sistemik. Tentu ini juga masih dugaan ngawur saya yang butuh data historis masa lalu, masa kini, maupun masa yang akan datang. Yang jelas, di luar Indonesia, genosida terhadap orang Islam terjadi di mana-mana, dan ini merupakan fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri. Dari situ, tentu bisa dicurigai bukan hal yang mustahil kalau di Indonesia juga bisa saja pernah, sedang dan akan terjadi usaha-usaha yang ujung-ujungnya seperti peristiwa-peristiwa serupa di Luar Negeri, yakni orang Islam dimusnahkan.
Bukti lain:
Fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri, orang Islam Indonesia pernah dijajah orang kafir yang radikal ekstrim fundamentalis selama berabad-abad dengan mengukir penderitaan yang tiada terperi.
Bukan hal yang mustahil, kejadian itu akan terulang kembali saat ini dan saat mendatang dalam bentuk yang sama atau berbeda, dengan kemasan atau teknik yang jauh lebih canggih dan tipu muslihat yang jauh lebih licik.
9. Sekali lagi, catatan ini sifatnya masih dugaan yang perlu pembuktian di sana-sini.
10. Saya sendiri tidak percaya dengan cerita di atas. Tidak sepenuhnya percaya, masih butuh bukti tapi teman saya belum sempat membuktikanya. Sehingga saya anggap cerita di atas mungkin sebagai hoax atau sekadar angan-angan, permainan pikiran, kecemasan, maupun kekhawatiran.
Monggo diberi komentar yang salah mana, yang benar mana, sambil memberikan bukti ilmiah. Terima kasih.
Comments
Post a Comment