Kendati begini, jangan menyerah

Kendati begini, jangan menyerah. Tetap berharap bahwa kondisimu bisa pulih, menjadi fitrah. Semua yang berhubungan denganmu itu bisa menjadi cobaan, ujian, atau pengalaman yang mau tidak mau pasti kamu alami, dengan efek samping adanya rasa kepenak, atau rasa tidak enak, rasa tidak nyaman.

Kondisi terkini memang lumayan membuat aku ketar-ketir. Sudah lama aku curiga telah terjadi lebih besar pasak daripada tiang. Tradisi finansial yang aku pegang lama bahwa pengeluaran itu tidak boleh melebihi pemasukan, bahwa kalau belum  kuat tidak usah mengutang, ternyata dalam kenyataannya ketika harus berhubungan dengan pihak luar yang berfungsi menjadi cobaan, ujian atau pengalaman itu tadi, mengalami pelanggaran. Kalau hidup sendiri memang bisa aku jalankan, tapi kalau hidup sudah tidak lagi sendiri, maka akan terjadi tarik ulur kepentingan. Apa lagi orang lain yang hidup bersamamu itu tidak memahami tradisi yang sudah lama aku pegang teguh itu.

Kini dan selama beberapa waktu terakhir yang sudah lumayan lama, semua sudah terjadi, pelanggaran tradisi sudah berlangsung. Lalu apa yang harus kamu sesuaikan? Kau lepaskan tradisi, lalu pindah ambil tradisi masa bodoh? Atau apa?

Ya, kalau ingin tetap bisa bertahan,  ya, tradisi itu untuk sementara aku simpan, lalu aku mengambil kacamata lain. Bahwa beberapa saat yang lama itu adalah juga rupa-rupa kehidupan, bahwa tidak semua orang, meskipun dia itu dekat denganmu, bisa  memahami tradisimu. Siapa tahu kejadian yang berlangsung lama itu justru berdampak nilai husnul hotimah yang lebih baik. Bahwa juga kau sangka telah terjadi komersialisasi kitab suci yang juga melanda atau mengorbankan dirimu, itu juga tidak usah kau besar-besarkan. Siapa tahu itu memang bukan itu maksud mereka; siapa tahu mereka memang tidak tahu kalau itu di mata orang-orang luar adalah menjual kitab suci, ternyata ujung-ujungnya tidak seperti itu. Bisa jadi, ternyata ujung-ujungnya memang mereka murni berjuang. Murni artinya ikhlas demi Tuhan Allah Ta'aala.

Akhirnya jalan yang bisa membuatmu survive hanyalah pasrah, ndherek gusti. Apapun yang sudah terjadi, terjadilah. Yang belum terjadi, mohonkanlah bimbingan dan arahan dari gusti Allah Ta'aala. Siapa tahu dengan begini, kamu bisa lebih bijak dalam memandang kehidupan yang digambarkan hanyalah sandiwara belaka, atau hanya sepercik kecil air yang menetes dari ujung jari tangan ketika ujung jari itu dicelupkan ke lautan. Tetesan kecil itu dunia, sedangkan air yang ada di samudera itu adalah yang bukan dunia, yang merupakan bagian yang dirahasiakan untuk kamu tempuh ketika sudah tidak berlaku masa, ruang, dan waktu dunia lagi, bagian masa depan yang rahasia.

Oleh karena itu, sebagai hiburan, tidak usah bersedih, tidak usah galau, tidak usah gundah, tidak usah bingung. Tetap semangat, tetap mencari jalan terbaik, selama masih ada kesempatan menunggu masa depan yang rahasia itu.

Juga, sebagai pembungkus, semua itu belum tentu yang kamu sangkakan adalah benar. Bisa jadi yang kamu alami secara real ini adalah sesuatu yang lebih benar dipanding kungkungan pandanganmu yang sempit, kungkungan ide-idemu yang sempit, kungkungan kebiasaanmu yang sempit. Misalnya, pandangan yang lebih luas adalah bahwa semua yang kamu keluarkan dengan lancar itu bisa jadi adalah merupakan sarana jihad fi sabilillah dengan harta. Bisa jadi yang mereka perjuangkan adalah sesuatu yang benar di sisi Tuhanmu, yang kamu tidak tahu. Sehingga pembelanjaan yang sifatnya besar-besaran itu adalah sedekah ke arah yang benar. Pengorbanan yang dilakukan oleh orang dekatmu kepada mereka bisa jadi adalah pengorbanan yang benar. Pengorbanan yang indak siyo-siyo. Kalau ini demikian adanya, tentu Tuhanmu tidak akan tinggal diam, masa depan tentu akan Dia jamin untuk dirimu dan orang-orang dekatmu. Sehingga dengan begini engkau bisa tersenyum di dalam hati, Tuhanmu sedang bermain-main dengan dirimu. Tuhanmu sedang menggoda hatimu, sehingga kamu tidak usah menanggapi terlalu serius. Tuhanmu sedang bersenda gurau denganmu. Terima lah. Dan itu akan begitu kalau kamu landasi dengan niat yang benar. Bahwa kamu harus berniyat bahwa semua pengeluaran itu adalah demi Allah Ta'aala, ikhlas, murni, rela, ridla.

Sudah! Mau apa lagi? Selesai kan?

Comments

Popular posts from this blog

How to collect tags in a vimwiki?

I want to find step by step on how to use unitime for timetabling of a university, a department, or a school

How to create anchor withn a page in vimwiki system?