menjadi sufi

 menjadi sufi tidak berarti setiap masalah akan selesai secara otomatis.

Tetap menjadi manusia seutuhnya, tetap menjadi bapak dari anak-anak, tetap menjadi anak dari ayah ibu, tetap makan minum seperti orang lain, tetap berjalan di muka bumi, tetap memakmurkan bumi.

Menjadi sufi adalah pilihan dan tidak ada keharusan untuk mensufikan setiap orang sebagaimana tidak ada keharusan untuk sekolah sampai level S-3 atau Ph.D. 

Menjadi sufi adalah panggilan. Meskipun sudah ada pilihan untuk ke sana, tidak lah jalan ke depan itu mudah untuk dilalui. Ujian bisa jadi akan semakin berat.

Namun semakin dekat kamu kepada hadirat-Nya, ujian itu akan semakin dengan sepenuh hati kamu terima. Tidak kau pandang ujian itu sebagai ujian ssemata tapi yang kau pandang adalah Siapa yang memilihkan ujian itu bagimu. Dia tidak akan memberikan ujian melebihi kapasitasmu. 

Tetap yakinkan hatimu, tetap tata hatimu, tetap pegang erat dan teguh cita-citamu untuk semakin merengkuh dan semakin mendekatiNya. Jalan ke sana pasti naik, mendaki, dan bisa jadi penuh dengan halangan dan rintangan. Tapi yakinlah

yakinlah bahwa Dia juga akan memandang kerelaan dari niyatmu. Murnikan dan bersihkan niatmu semata hanya untuk meraih ridhoNya.

kalau sekiranya kau rasakan beban yang kau pikul itu berat, kenapa engkau tidak lapor saja kepadaNya. Beritahukan Dia apa yang kau rasakan sekarang saat kau memikul beban itu. Bagaimana rasanya memikul beban itu. Beritahukan Dia. 

tentu saja kau masih belum sempurna, kau masih otw, laporkan kebelumsempurnaanmu kepadaNya, mohonlah ampun setulus mungkin kepadaNya.

Alhamdulillah, lega kiranya yang ada. Semua berada dalam genggamanNya.